Tuesday 24 April 2012

Penilaian Ketrampilan Persepsi dan Bacaan


ASSESSMENT OF PERCEPTUAL SKILLS AND READING

Auditory Skills and Reading
Kelemahan Persepsi Anak Tuna Grahita
1.      Poor Auditory Discrimination (Kesulitan Membedakan Suara)
-          Dimana anak sulit membedakan 2 kata yang suaranya sama.
Misalkan : pan atau fan
-          Akibat kesulitan membedakan suara tersebut, menyebabkan persepsi yang salah pada anak, antara 1 kata dengan kata yang lain.
-          Cara mengetes :
a.       Mengenalkan kata-kata dengan gambar (mencocokkan kata dengan gambar) dengan media kartu sederhana.
b.      Tes spelling : guru mendektekan / mengeja kata, murid menuliskan.
c.       Guru memberikan 2-3 kata yang hampir sama, lalu meminta siswa mengulang kata-kata tersebut dan memberi persepsi mereka pada kata-kata tersebut.

·         Contoh :
a.       Guru memberikan / menyebutkan 2 kata (misal : kapas dan kipas). Murid diminta mencari / mencocokkan gambar sesuai dengan kata yang diminta guru.
b.      Guru mendektekan sebuah kalimat. Misal :
Ibu membeli duku di pasar, sedangkan kakak membeli buku di toko.
Murid diminta menulis kalimat tersebut dengan benar, dilihat antara kata duku dan buku terbalik atau tidak.
c.       Guru mendektekan / membacakan satu kalimat, misal :
Setelah apel pagi, semua murid diberi apel.
Kemudian murid disuruh mengucap kembali kalimat tersebut dengan benar, apakah murid dapat mngucapkan kalimat tersebut dengan tepat.




2.      Auditory Figure Ground Distractibility
-          Kesulitan menyaring stimulus bunyi / suara yang tak penting dan terfokus hanya pada satu bunyi.
-          Cara mengetes :
a.       Formal : penyampaian materi dari guru dengan sedikit gangguan bunyi lain.
b.      Informal : permainan pesan dalam suasana kurang tenang.

·         Contoh :
a.       Contoh Formal :
Guru menjelaskan sesuatu hal, dengan beberapa siswa di dalam kelas dengan memberikan sedikit keributan / gangguan dalam bentuk suara. (Misal : suara bolpoin, kipas angin, dll). Jika siswa tidak bisa menangkap apa yang dijelaskan guru dan merasa terganggu dengan bunyi-bunyi yang sepele, maka anak tersebut mengalami auditory figure ground distractibility.

b.      Contoh Informal :
Melalui permainan, penyampaian pesan yang dikondisikan dalam waktu singkat dan jarak cukup jauh, sehingga mungkin menimbulkan sedikit kegaduhan jika anak tidak dapat menerima, dan /atau  menyampaikan pesan maka anak tersebut diindikasikan mengalami auditory figure ground distractibility.

3.      Poor Auditory Analysis
-          Kelemahan dalam menganalisis pendengaran
-          Tidak dapat memecah kata-kata menjadi rangkaian abjad (per huruf)
-          Tidak mengerti maksud kata yang telah diucapkan dari dirinya sendiri atau orang lain.
-          Tidak dapat membedakan maksud kata yang diucapkan (kecuali anak tersebut membaca tersebut di dalam tulisan)


-          Cara mengetes :
a.       Mengenalkan kata dengan huruf yang terpisah-pisah.
b.      Guru mendektekan beberapa kata yang disertai gerakan yang berulang-ulang sehingga anak bias menghafal maksud dari sebuah kaata tersebut.
c.       Guru mengucapkan dan memperagakan sebuah kata, yang bias dibantu dengan gambar. Kemudian anak menirukan apa yang dilakukan seorang guru.

·         Contoh :
a.       Di dalam kelas guru telah menyiapkan satu kata yang terdiri dari beberapa kata. Misal :
Guru menunjukkan gambar sebuah buku yang di bawahnya tertulis kata buku, dan menyiapkan kartu yang berisi huruf B – U – K – U. jika anak tidak dapat menyebutkan satu persatu hurufnya, itu berarti anak tersebut mengalami poor auditory analysis.
b.      Guru mengucapkan suatu kata disertai gerakan. Misal :
Kata : “lari dan tari” guru menyebutkan kata tersebut dengan disertai sedikit gerakan. Jika guru menyuruh siswa melakukan gerakan sesuai perintahnya dan anak tersebut tidak merespon atau acuh tak acuh berarti anak tersebut mengalami poor auditory analysis.

4.      Soft Blending Difficulty (Kesulitan Suara Campuran)
-          Ketidak mampuan untuk mengamati rangkaian suarau individu dalam sebuah kata yang bertentangan dalam analisis pendengaran. Hal ini disebut juga Synthesis (perpaduan).
-          Cara mengetes :
a.       Tahap awal, guru menunjukkan sebuah kata dan murid dibimbing untuk membaca kata tersebut dengan mengejanya per huruf.
b.      Tahap selanjutnya, kata yang telah diucapkan, dijelaskan arti dan maknanya oleh guru.
c.       Ulangi bagian kata yang ingin dipahami oleh anak secara berulang kali sehingga anak benar-benar memahami.

·         Contoh :
a.       Guru menunjukkan kata I B U, kemudian guru membacakan dan mengejanya per huruf, siswa menirukannya secara berulang-ulang.
Apabila anak tidak bisa mengucapkan dan mengeja huruf-huruf tersebut itu artinya anak titu mengalami soft blending difficulty.

5.      Problem in Auditory Sequential Memory (Masalah Dalam Pendengaran yang Berkaitan Dengan Memory)
-          Ketidakmampuan anak dalam mengingat serangkaian kejadian melalui auditori
-          Anak tidak dapat mampu mengulangi nomor telepon bahkan sebuah kalimat
-          Tidak mampu menceritakan kembali sebuah kejadian atau cerita, atau nama –nama hari selama satu minggu
-          Cara mengetes :
a.       Formal
Anak diberi materi berupa rekamann kaset atau guru membacakan sebuah cerita, kemudian di akhir pelajaran guru memberikan evaluasi.
b.      Informal
Seperti halnya apa yang dilakukan di tahap formal, tahap informal pun juga hampir sama proses yang dilakukannya. Bedanya, dalam tahap informal ini, guru menggunakan sebuah nyanyian atau beberapa gambar sebagai alat bantu pembelajaran.

·         Contoh :
a.       Formal
1.      Guru mencoba memutar kaset yang berisi cerita
2.      Siswa disuruh mendengarkan
3.      Setelah itu secara tahap-demi tahap (misal : memutar kaset per bagian) guru memberikan evaluasi terhadap anak.



b.      Informal
1.      Guru membacakan rangkaian nama hari dalm satu minggu secara berulang. Bisa dibantu dengan sebuah lagu dengan nada yang mudah diingat.
2.      Siswa disuruh mengulangi apa yang telah diucapkan oleh guru.

3 comments:

  1. babyliss pro titanium flat iron | Titanium Art
    babyliss pro titanium flat iron The design is ceramic vs titanium curling iron made nano titanium babyliss pro with aluminum-friendly stainless steel blades. This is a titanium eyeglass frames simple workhorse that gold titanium alloy needs to be  titanium ranger Rating: 4.8 · ‎20,985 reviews

    ReplyDelete
  2. q864m2ekibw514 fake bags s491b8muzqt042

    ReplyDelete