ANAK DENGAN GANGGUAN PERILAKU DAN PENANGANANYA
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya
sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “ Tugas Mencari
Klien Anak dengan gangguan Perilaku dan penanganannya “ .
Keberhasilan
dalam penulisan makalah ini berkat bimbingan, arahan dan dorongan yang
diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1)
Dosen
mata kuliah Modifikasi perilaku yang telah membimbing dan memberi dukungan
2) Teman
– teman dari Pendidikan Luar Biasa 2009 yang telah membantu dan memberi
dukungan
3)
Semua
pihak yang telah bekerja sama dan membantu dalam penulisan makalah yang
berjudul “ Tugas Mencari Klien Anak dengan Gangguan Perilaku “ .
Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan.
Semoga makalah ini
bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca serta dapat memberikan sumbangan
bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Surakarta, Januari
2012
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR
................................................................................................................... 2
DAFTAR ISI
................................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN
Latar
Belakang
.................................................................................................................... 4
Rumusan
Masalah ............................................................................................................... 4
Tujuan
................................................................................................................................. 4
BAB II PEMBAHASAN
Pengertian
............................................................................................................................ 5
Data
Anak
........................................................................................................................... 5
Riwayat
Anak ..................................................................................................................... 6
Hambatan
............................................................................................................................. 7
Penanganan
.......................................................................................................................... 8
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
.......................................................................................................................... 11
Saran
.................................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
.................................................................................................................... 12
BAB I
A.
LATAR
BELAKANG
Peserta didik adalah suatu individu yang membutuhkan
banyak bimbingan dan pelayanan untuk perkembangan intelektual,social,sampai
perkembangan perilakunya.
Dalam realitanya masih banyak peserta didik yang belum
mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan untuk perkembangan.Ini berpengaruh juga
dengan perkembangan perilakunya ,bahkan karena kurangnya bimbingan,peserta
didik dapat melakukan hal-hal yang menyimpang dari norma yang berlaku di masyarakat.Ironisnya
masih banyak masyarakat yang belum peka terhadap penyimpangan yang dilakukan
peserta didik itu,dan masih menganggap kenakalan yang dilakukan itu
biasa,padahal apabila kenakalan itu tidak ditindak lanjuti dengan tepat,bias
saja kenakalan tersebut semakin parah (abnormal).Maka perlu dilakukan asessmen kepada peserta didik yang mungkin mengalami gangguan
emosi dan perilaku untuk menjaring peserta didik yang mengalami gangguan
tersebut ,agar dapat menentukan dan memberikan penenganan yang tepat.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Bagaimanakah
cara yang tepat untuk menentukan dan memberikan penanganan yang tepat pada
klien dengan gangguan perilaku?
C.
TUJUAN
1.Untuk mengasesmen anak dengan Gangguan
Perilaku.
2.Mencari alternatif penanganan Anak dengan
Gangguan Perilaku.
3.Memadukan teori dengan kenyataan langsung di
lapangan.
BAB
II
A.
PEMBAHASAN
a.
Pengertian
Anak dengan Gangguan Perilaku
Anak dengan gangguan
perilaku atau biasa disebut Tuna laras mencakup populasi yang sangat heterogen.
Bagi sebagian orang awam, istilah tuna laras umumnya diasosiasikan dengan anak
remaja yang sering menimbulkan keresahan dan keonaran, baik di sekolah maupun
dalam masyarakat.
Penyandang tuna laras tidak hanya membuat orang lain
marah, sedih, was-was, atau pun pusing karena ulah yang ditimbulkannya.
Ulah-ulah itu dikarenakan akibat hambatan yang disandang oleh anak tuna laras,
pada umumnya mereka tidak dapat atau mereka mempunyai hambatan menjalin
hubungan interpersonal dengan masyarakat atau dengan sosial.
b.
Data
Anak
Nama :
Rahmad Tri Wibowo
Jenis Kelamin :
Laki-laki
Tempat
dan Tanggal Lahir :
Karanganyar, 25 februari 198
Agama :
Islam
Gangguan perilaku : 1.Ramai di kelas
2.Emosi tidak terkontrol
3.Bernyanyi saat pelajaran berlangsung
4.Mengobrol saat pelajaran berlangsung
5.Suka menentang guru
Data
orang tua
Nama Ayah : Sulasno
( Kandung / Tiri /
Angkat )
Agama : Islam
Pendidikan : Sekolah Dasar
Pekerjaan : Tani
Alamat :Bendungan, RT 02 RW 03 Bendungan, Genukharjo,Wuryantoro
Nama Ibu : Maryati
( Kandung / Tiri /
Angkat )
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tani
c.
Riwayat
Anak
1. Faktor
Biologis
Pada Umumnya Individu
tidak mempunyai riwayat biologis yang berbeda dengan anak yang normal, karena
pada dasarnya pula tidak ada teori yang menyatakan bahwa faktor biologis anak
menjadi penyebab langsung terjadinya gangguan emosi ringan dan sedang.
2. Faktor
Keluarga
Seperti yang telah kita
ketahui sebelumnya, bahwa lingkungan keluarga sangatlah mempunyai andil yang
sangat besar terhadap perilaku individu. Pada klien yang saya dapati, individu
sangatlah kurang diperhatikan oleh anggota keluarganya dirumah. Latar belakang
keluarga yang tergolong masyarakat menengah ke bawah membuat kedua orang tuanya
sibuk mencari nafkah sebagai buruh. Pendidikan orangtua yang hanya lulusan
Sekolah Dasar menjadikan kurangnya pengetahuan tentang psikologi individu.
Sehingga, individu merasa bebas melakukan apa saja yang dia inginkan tanpa
peringatan dari orangtuanya.
3. Faktor
Sekolah
Beberapa anak mengalami
gangguan perilaku ketika mereka mulai sekolah. Ketika individu mulai mengalami
kesulitan di sekolah dan kurang ketrampilan dalam bidang akademis dan sosial,
mungkin dia mendapat respon negatif dari guru dan teman sebayanya. Dalam hal
ini ada suatu yang sangat berbahaya, yakni individu akan terjerat dalam suatu
lingkaran interaksi negatif dimana dia menjadi terus- menerus dalam keadaan jengkel
dan merasa tertekan. Selain itu, penguatan negatif yang berupa hukuman- hukuman
sering diberikan oleh salah satu guru mata pelajaran tertentu terhadap
individu. Intensitas hukuman-hukuman yang terus-menerus itulah yang membuat
individu merasa jengkel terhadap guru tersebut, sehingga sering sekali individu
membuat perhitungan terhadap guru tersebut dengan berbagai cara yang usil dan
merugikan guru.
4. Faktor
lingkungan
Lingkungan individu
yang bisa dibilang sebagai lingkungan yang kurang menerapkan norma-norma
bermasyarakat dapat pula menjadi faktor individu mengalami gangguan perilaku.
Individu yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang kurang beradab, dapat
terpengaruh oleh teman-temanya.
d.
Hambatan
Anak
1. Gangguan
tingkah laku
Attention deficit
disorders : individu tidak dapat memusatkan perhatian, dan disertai hiperaktif.
Conduct disorders yaitu
penyimpangan yang berupa sikap agresif atau perilaku yang menyebabkan
kekacauan. Conduct disorders yang dialami individu adalah yang termasuk dapat
bersosialisasi namun agresif.
2. Gangguan
emosi
Oppositional
disorders : sikap selalu menentang dan melawan. Ditunjukan dengan adanya penolakan
jika diberikan tugas oleh guru.
Identity
disorders : perilaku menyimpang untuk mencari identitas diri.
3. Gangguan
sosial
Individu mengalami
gangguan sosial ketika individu berada di lingkungan sekolah dan luar
lingkungan masyarakat. Itu dikarenakan lingkungan masyarakat disekitar rumahnya
yang juga termasuk lingkungan yang tidak mempunyai norma-norma yang berlaku di
masyarakat pada umumnya. Jika individu berada di lingkungan sekolahnya, ia
merasa paling benar, sehingga ia berbuat seenaknya sendiri terhadap teman-
temanya yang mengabkibatkan individu dibenci oleh teman-temanya karena ulahnya
yang sangat menjengkelkan dan merugikan orang lain jika orang tersebut tidak
sependapat denganya.
e.
Penanganan
Untuk menangani
anak yang berperilaku agresif
seperti budi,ada beberapa cara yang bisa dilakukan :
a.)Pendekatan
Psikodinamik
Ada
2 cara yang dapat di lakukan guru atau tenaga kerja professional lain,yaitu
pertama menerima perilaku dan perasaan
anak ,kedua memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan cathasius (pelampiasan sehingga merasa puas,terharu)
Menerima
perasaan perilaku anak bertujuan untuk membentuk hubungan yang dekat antara
guru dengan murid.Satu strategi yang
disarankan untuk ini adalah dengan pendekatan pembelajaran yang lebih
permitif dibandingkan dengan kelas-kelas tradisional,karena di dalam lingkungan
tersebut ,anak merasa diterima dan bebas mengekspresikan pendapat,sehingga anak
dapat mengembangkan hubungan yang aman dan meyakinkan dengan guru atau
pembimbingnya.Untuk mendorong perasaanya diterima,beberapa hal direkmendasikan
,antara lain larangan-larangan formal dilonggarkan,suasana kelas dibuat
nonkompesitif dengan suasana ramah ,ekspresi perasaan dan individualitas
diijinkan dan tujuan pendidikan harus dibuat realistic bagi setiap anak.
b.)Pendekatan
psikoedukasi
Pendekatan
ini menekankan pada masalah kognitif dan efektif anak dan mengatasinya dengan
membawa anak, sehingga memperoleh insight(wawasan) tentang masalah
yang dihadapinya.
Dengan
pendekatan ini anak dilatih dengan seperangkat ketrampilan untuk dapat
mengatasi masalah sendiri,dan perangkat ketrampilan ini oleh Fagen
dkk.(Kauffman ,1985) terdiri atas 8 hal :
·
Seleksi : Kemampuan memahami info yang
dating secara teliti.
·
Penyimpanan : Kemampuan mengingat/menyimpan infoyan
diterima
·
Pengaturan : Kemampuan mengorganisasikan tindakan
berdasarkan rencana yang sudah diatur
·
Mengantsipasi
konsekuensi: Kemampuan menghubungkan tindakan dengan akibat yang diduga
·
mengendalikan frustasi :Kemampuan menghadapi hambatan
eksternal yang mengakibatkan stress
·
Pencegahan dan
penundaan : Kemampuan membatalkan atau
menunda keinginan bertindak
·
Relaksasi :
Kemampuan mengurangi ketegangan internal
Ini
berati bahwa tekanan pendekatan psikoedukasi adalah pada upaya preventif dengan
pembentukan seperangkat ketrampilan pada anak ,dan perangkat ketrampilan yang
disebut self control curriculum .
c.)Pendekatan
behavioristik
Asumsi
dasar dari pendekatan behavioristiik adalah bahwa perilaku,termasuk
agresi,adalah fenomena yang terbentuk(learned).Proses terbentuknya perilaku ini
adalah melalui interaksi antara stimulus-respons dengan berbagai kondisinya
,seperti penguat(reinforce),reward (hadiah),punishment(hukuman).Tentang
perilaku agresif,pendekatan behavioristik beranggapan bahwa yang diperlukan
sebenarnya bukan wawasan pelaku tentang tindakan dan perilakunya,tetapi
bagaimana agar pelaku dapat belajar cara berperilaku yang baik.oleh karena itu
,tekanan dari pendekatan ini adalah pada teknik pengaturan lingkungan untuk
mendorong dan memberi imbalan atas perilaku adaptif dan tidak agresif
(Bandura,1973)
Pengendalian
perilaku agresif menurut pendekatan behavioristik meliputi :
·
Pernyataan
mengenai tujuan khusus
·
Sistem
pengukuran perilaku yang tepat
·
Teknik mengubah
perilaku (Carr dalam Kauffman,1985)
Adapun beberapa prosedur intervensi yang dapat dipakai
untuk mengurangi perilaku agresif,antara lain,
·
Mencontoh
respons yang non agresif dalam situasi yang sebenarnya dapat menjurus ke
perilaku agresif.misalnya,dengan menggunakan seseorang sebagai model (orang dewasa,teman sebaya,film,cerita
bintang,dsb)
·
Membimbing
pelatihan perilaku non agresif dalam kehidupan nyata dan dalam kegiatan seperti
bermain peran ,pengucapan bersama.
·
Menguatkan
perilaku nonagresif dengan memberi imbalan bagi perilaku pengganti respons
agresif,misalnya bermain tanpa memukul atau bagi perilaku adaptif yang
meningkatkan kompetensi social,misalnya prestasi belajar yang baik.
·
Menghentikan
agresi dengan menolak memberi imbalan bagi perilaku agresif,misalnya menolak
menuruti kemauan anak meskipun anak telah marah-marah.
·
Menghukum
perilaku agresif dengan salah satu dari tiga cara : memberi stimulus yang
menyakitkan (mis.menampar);Menghentikan imbalan positif (mis.mengurangi nilai
yang telah diberikan)atau menahan sesuatu yang disukai anak
(mis.makanan,permen,mainan);Memberi time out (mis.menyuruh anak berdiri di
depan kelas atau duduk di kantor kepala sekolah pada waktu teman yang lain
bermain)
BAB III
PENUTUP
a.
Kesimpulan
·
Anak dengan gangguan
perilaku atau biasa disebut Tuna Laras, pada hakekatnya tidak dapat
didefinisikan secara objektif. Namun secara umum, anak yang mengalami gangguan
emosi dapat dikenali dari perilaku merek, seperti suka marah, suka menyendiri,
dan sebagainya.
·
Hambatan yang
ditimbulkan dari gangguan perilaku yakni:
-
Gangguan perilaku
-
Gangguan emosi
-
Gangguan sosial
·
Penanganan yang dapat
dilakukan:
-
Pendekatan
psikodinamika
-
Pendekatan psikoedukasi
-
Pendekatan
behaviouristik
b.
Saran
·
Secara umum, perilaku
menyimpang disebabkan oleh faktor ekstern individu, misalnya faktor keluarga,
lingkungan, dan sekolah. Peran yang terpenting adalah keluarga. Karena di dalam
keluargalah individu mulai mmengenal dunianya. Jadi, diharapkan perhhatian dan
kasih sayang harus diberikan kepada inndividu.
·
Sebaiknya orangtua
dapat memilah lingkungan yang sekiranya baik untuk individu bersosialisasi,
sehingga berdampak postif untuk perilaku individu.
·
Guru hendaknya tidak
selalu memberikan hukuman-hukuman atas apa yang individu lakukan dalam aspek
negatif saja, namun guru juga perlu memberikan penguatan positif berupa
apresiasi-apresiasi ketika individu mengerjakan apa yang diperintah oleh guru
dengan baik.
No comments:
Post a Comment