Tuesday 24 April 2012

Penanganan Anak Dengan Gangguan Perilaku



ANAK DENGAN GANGGUAN PERILAKU DAN PENANGANANYA


                                                      
 
KATA PENGANTAR 
 Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah yang berjudul “ Tugas Mencari Klien Anak dengan gangguan Perilaku dan penanganannya “ .
            Keberhasilan dalam penulisan makalah ini berkat bimbingan, arahan dan dorongan yang diberikan oleh berbagai pihak kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1)      Dosen mata kuliah Modifikasi perilaku yang telah membimbing dan memberi dukungan
2)  Teman – teman dari Pendidikan Luar Biasa 2009 yang telah membantu dan memberi dukungan
3)      Semua pihak yang telah bekerja sama dan membantu dalam penulisan makalah yang berjudul “ Tugas Mencari Klien Anak dengan Gangguan Perilaku “ .
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun sebagai bahan perbaikan.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun bagi pembaca serta dapat memberikan sumbangan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

                                                                                    Surakarta,  Januari 2012
                                                                                    Penulis



DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .....................................................................................................................      1
KATA PENGANTAR ...................................................................................................................      2
DAFTAR ISI .................................................................................................................................      3
BAB I PENDAHULUAN
          Latar Belakang ....................................................................................................................      4
          Rumusan Masalah ...............................................................................................................      4
          Tujuan .................................................................................................................................      4
BAB II PEMBAHASAN
          Pengertian ............................................................................................................................     5
          Data Anak ...........................................................................................................................      5
          Riwayat Anak .....................................................................................................................      6
          Hambatan .............................................................................................................................     7
          Penanganan ..........................................................................................................................     8
BAB III PENUTUP
          Kesimpulan ..........................................................................................................................     11
          Saran ....................................................................................................................................     11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................      12
         








BAB I
A.    LATAR BELAKANG
Peserta didik adalah suatu individu yang membutuhkan banyak bimbingan dan pelayanan untuk perkembangan intelektual,social,sampai perkembangan  perilakunya.
Dalam realitanya masih banyak peserta didik yang belum mendapatkan apa yang menjadi kebutuhan untuk perkembangan.Ini berpengaruh juga dengan perkembangan perilakunya ,bahkan karena kurangnya bimbingan,peserta didik dapat melakukan hal-hal yang menyimpang dari norma yang berlaku di masyarakat.Ironisnya masih banyak masyarakat yang belum peka terhadap penyimpangan yang dilakukan peserta didik itu,dan masih menganggap kenakalan yang dilakukan itu biasa,padahal apabila kenakalan itu tidak ditindak lanjuti dengan tepat,bias saja kenakalan tersebut semakin parah (abnormal).Maka perlu dilakukan asessmen kepada peserta didik yang mungkin mengalami gangguan emosi dan perilaku untuk menjaring peserta didik yang mengalami gangguan tersebut ,agar dapat menentukan dan memberikan penenganan yang tepat.
B.     RUMUSAN MASALAH
Bagaimanakah cara yang tepat untuk menentukan dan memberikan penanganan yang tepat pada klien dengan gangguan perilaku?

C.    TUJUAN
1.Untuk mengasesmen anak dengan Gangguan Perilaku.
2.Mencari alternatif penanganan Anak dengan Gangguan Perilaku.
3.Memadukan teori dengan kenyataan langsung di lapangan.










BAB II

A.    PEMBAHASAN

a.      Pengertian Anak dengan Gangguan Perilaku
Anak dengan gangguan perilaku atau biasa disebut Tuna laras mencakup populasi yang sangat heterogen. Bagi sebagian orang awam, istilah tuna laras umumnya diasosiasikan dengan anak remaja yang sering menimbulkan keresahan dan keonaran, baik di sekolah maupun dalam masyarakat.
            Penyandang tuna laras tidak hanya membuat orang lain marah, sedih, was-was, atau pun pusing karena ulah yang ditimbulkannya. Ulah-ulah itu dikarenakan akibat hambatan yang disandang oleh anak tuna laras, pada umumnya mereka tidak dapat atau mereka mempunyai hambatan menjalin hubungan interpersonal dengan masyarakat atau dengan sosial.


b.      Data Anak
Nama                                                         : Rahmad Tri Wibowo
Jenis Kelamin                                            : Laki-laki
Tempat dan Tanggal Lahir                        : Karanganyar, 25 februari 198
Agama                                                       : Islam
       Gangguan perilaku                                    : 1.Ramai di kelas
                                                                            2.Emosi tidak terkontrol
                                                                            3.Bernyanyi saat pelajaran berlangsung
                                                                            4.Mengobrol saat pelajaran berlangsung
                                                                            5.Suka menentang guru

Data orang tua
Nama Ayah                                               :  Sulasno
( Kandung / Tiri / Angkat )
Agama                                                       :  Islam
Pendidikan                                                :  Sekolah Dasar
Pekerjaan                                                   :  Tani
Alamat                                                       :Bendungan, RT 02 RW 03 Bendungan,   Genukharjo,Wuryantoro       
Nama Ibu                                                  :  Maryati
( Kandung / Tiri / Angkat )
Agama                                                       :  Islam
Pendidikan                                                :  SD 
Pekerjaan                                                   :  Tani


c.       Riwayat Anak
1.      Faktor Biologis
Pada Umumnya Individu tidak mempunyai riwayat biologis yang berbeda dengan anak yang normal, karena pada dasarnya pula tidak ada teori yang menyatakan bahwa faktor biologis anak menjadi penyebab langsung terjadinya gangguan emosi ringan dan sedang.
2.      Faktor Keluarga
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya, bahwa lingkungan keluarga sangatlah mempunyai andil yang sangat besar terhadap perilaku individu. Pada klien yang saya dapati, individu sangatlah kurang diperhatikan oleh anggota keluarganya dirumah. Latar belakang keluarga yang tergolong masyarakat menengah ke bawah membuat kedua orang tuanya sibuk mencari nafkah sebagai buruh. Pendidikan orangtua yang hanya lulusan Sekolah Dasar menjadikan kurangnya pengetahuan tentang psikologi individu. Sehingga, individu merasa bebas melakukan apa saja yang dia inginkan tanpa peringatan dari orangtuanya.
3.      Faktor Sekolah
Beberapa anak mengalami gangguan perilaku ketika mereka mulai sekolah. Ketika individu mulai mengalami kesulitan di sekolah dan kurang ketrampilan dalam bidang akademis dan sosial, mungkin dia mendapat respon negatif dari guru dan teman sebayanya. Dalam hal ini ada suatu yang sangat berbahaya, yakni individu akan terjerat dalam suatu lingkaran interaksi negatif dimana dia menjadi terus- menerus dalam keadaan jengkel dan merasa tertekan. Selain itu, penguatan negatif yang berupa hukuman- hukuman sering diberikan oleh salah satu guru mata pelajaran tertentu terhadap individu. Intensitas hukuman-hukuman yang terus-menerus itulah yang membuat individu merasa jengkel terhadap guru tersebut, sehingga sering sekali individu membuat perhitungan terhadap guru tersebut dengan berbagai cara yang usil dan merugikan guru.
4.      Faktor lingkungan
Lingkungan individu yang bisa dibilang sebagai lingkungan yang kurang menerapkan norma-norma bermasyarakat dapat pula menjadi faktor individu mengalami gangguan perilaku. Individu yang hidup di tengah-tengah masyarakat yang kurang beradab, dapat terpengaruh oleh teman-temanya.

d.      Hambatan Anak
1.      Gangguan tingkah laku
Attention deficit disorders : individu tidak dapat memusatkan perhatian, dan disertai hiperaktif.
Conduct disorders yaitu penyimpangan yang berupa sikap agresif atau perilaku yang menyebabkan kekacauan. Conduct disorders yang dialami individu adalah yang termasuk dapat bersosialisasi namun agresif.
2.      Gangguan emosi
Oppositional disorders : sikap selalu menentang dan melawan. Ditunjukan dengan adanya penolakan jika diberikan tugas oleh guru.
Identity disorders : perilaku menyimpang untuk mencari identitas diri.
3.      Gangguan sosial
Individu mengalami gangguan sosial ketika individu berada di lingkungan sekolah dan luar lingkungan masyarakat. Itu dikarenakan lingkungan masyarakat disekitar rumahnya yang juga termasuk lingkungan yang tidak mempunyai norma-norma yang berlaku di masyarakat pada umumnya. Jika individu berada di lingkungan sekolahnya, ia merasa paling benar, sehingga ia berbuat seenaknya sendiri terhadap teman- temanya yang mengabkibatkan individu dibenci oleh teman-temanya karena ulahnya yang sangat menjengkelkan dan merugikan orang lain jika orang tersebut tidak sependapat denganya.

e.       Penanganan
            Untuk menangani anak yang berperilaku agresif seperti budi,ada beberapa cara yang bisa dilakukan :
a.)Pendekatan Psikodinamik
Ada 2 cara yang dapat di lakukan guru atau tenaga kerja professional lain,yaitu pertama menerima perilaku  dan perasaan anak ,kedua memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan cathasius (pelampiasan sehingga merasa puas,terharu)

Menerima perasaan perilaku anak bertujuan untuk membentuk hubungan yang dekat antara guru dengan murid.Satu strategi yang  disarankan untuk ini adalah dengan pendekatan pembelajaran yang lebih permitif dibandingkan dengan kelas-kelas tradisional,karena di dalam lingkungan tersebut ,anak merasa diterima dan bebas mengekspresikan pendapat,sehingga anak dapat mengembangkan hubungan yang aman dan meyakinkan dengan guru atau pembimbingnya.Untuk mendorong perasaanya diterima,beberapa hal direkmendasikan ,antara lain larangan-larangan formal dilonggarkan,suasana kelas dibuat nonkompesitif dengan suasana ramah ,ekspresi perasaan dan individualitas diijinkan dan tujuan pendidikan harus dibuat realistic bagi setiap anak.

b.)Pendekatan psikoedukasi
Pendekatan ini menekankan pada masalah kognitif dan efektif anak dan mengatasinya dengan membawa anak, sehingga memperoleh insight(wawasan) tentang masalah yang dihadapinya.
Dengan pendekatan ini anak dilatih dengan seperangkat ketrampilan untuk dapat mengatasi masalah sendiri,dan perangkat ketrampilan ini oleh Fagen dkk.(Kauffman ,1985) terdiri atas 8 hal :
·         Seleksi             : Kemampuan memahami info yang dating secara teliti.
·         Penyimpanan   : Kemampuan mengingat/menyimpan infoyan diterima
·         Pengaturan      : Kemampuan mengorganisasikan tindakan berdasarkan rencana yang sudah diatur
·         Mengantsipasi konsekuensi: Kemampuan menghubungkan tindakan dengan akibat yang diduga
·         mengendalikan frustasi :Kemampuan menghadapi hambatan eksternal yang mengakibatkan stress
·         Pencegahan dan penundaan  : Kemampuan membatalkan atau menunda keinginan bertindak
·         Relaksasi : Kemampuan mengurangi ketegangan internal
Ini berati bahwa tekanan pendekatan psikoedukasi adalah pada upaya preventif dengan pembentukan seperangkat ketrampilan pada anak ,dan perangkat ketrampilan yang disebut self control curriculum .

c.)Pendekatan behavioristik
Asumsi dasar dari pendekatan behavioristiik adalah bahwa perilaku,termasuk agresi,adalah fenomena yang terbentuk(learned).Proses terbentuknya perilaku ini adalah melalui interaksi antara stimulus-respons dengan berbagai kondisinya ,seperti penguat(reinforce),reward (hadiah),punishment(hukuman).Tentang perilaku agresif,pendekatan behavioristik beranggapan bahwa yang diperlukan sebenarnya bukan wawasan pelaku tentang tindakan dan perilakunya,tetapi bagaimana agar pelaku dapat belajar cara berperilaku yang baik.oleh karena itu ,tekanan dari pendekatan ini adalah pada teknik pengaturan lingkungan untuk mendorong dan memberi imbalan atas perilaku adaptif dan tidak agresif (Bandura,1973)

Pengendalian perilaku agresif menurut pendekatan behavioristik meliputi :
·         Pernyataan mengenai tujuan khusus
·         Sistem pengukuran perilaku yang tepat
·         Teknik mengubah perilaku (Carr dalam Kauffman,1985)

Adapun beberapa prosedur intervensi yang dapat dipakai untuk mengurangi perilaku agresif,antara lain,
·         Mencontoh respons yang non agresif dalam situasi yang sebenarnya dapat menjurus ke perilaku agresif.misalnya,dengan menggunakan seseorang sebagai model  (orang dewasa,teman sebaya,film,cerita bintang,dsb)
·         Membimbing pelatihan perilaku non agresif dalam kehidupan nyata dan dalam kegiatan seperti bermain peran ,pengucapan bersama.
·         Menguatkan perilaku nonagresif dengan memberi imbalan bagi perilaku pengganti respons agresif,misalnya bermain tanpa memukul atau bagi perilaku adaptif yang meningkatkan kompetensi social,misalnya prestasi belajar yang baik.
·         Menghentikan agresi dengan menolak memberi imbalan bagi perilaku agresif,misalnya menolak menuruti kemauan anak meskipun anak telah marah-marah.
·         Menghukum perilaku agresif dengan salah satu dari tiga cara : memberi stimulus yang menyakitkan (mis.menampar);Menghentikan imbalan positif (mis.mengurangi nilai yang telah diberikan)atau menahan sesuatu yang disukai anak (mis.makanan,permen,mainan);Memberi time out (mis.menyuruh anak berdiri di depan kelas atau duduk di kantor kepala sekolah pada waktu teman yang lain bermain)
 
BAB III
PENUTUP

a.      Kesimpulan
·         Anak dengan gangguan perilaku atau biasa disebut Tuna Laras, pada hakekatnya tidak dapat didefinisikan secara objektif. Namun secara umum, anak yang mengalami gangguan emosi dapat dikenali dari perilaku merek, seperti suka marah, suka menyendiri, dan sebagainya.
·         Hambatan yang ditimbulkan dari gangguan perilaku yakni:
-          Gangguan perilaku
-          Gangguan emosi
-          Gangguan sosial
·         Penanganan yang dapat dilakukan:
-          Pendekatan psikodinamika
-          Pendekatan psikoedukasi
-          Pendekatan behaviouristik

b.      Saran
·         Secara umum, perilaku menyimpang disebabkan oleh faktor ekstern individu, misalnya faktor keluarga, lingkungan, dan sekolah. Peran yang terpenting adalah keluarga. Karena di dalam keluargalah individu mulai mmengenal dunianya. Jadi, diharapkan perhhatian dan kasih sayang harus diberikan kepada inndividu.
·         Sebaiknya orangtua dapat memilah lingkungan yang sekiranya baik untuk individu bersosialisasi, sehingga berdampak postif untuk perilaku individu.
·         Guru hendaknya tidak selalu memberikan hukuman-hukuman atas apa yang individu lakukan dalam aspek negatif saja, namun guru juga perlu memberikan penguatan positif berupa apresiasi-apresiasi ketika individu mengerjakan apa yang diperintah oleh guru dengan baik.

No comments:

Post a Comment